Pengumuman Pemenang Festival Film Dokumenter Pelajar Aceh (FFDP-A) 2016

poster-ffdpa

 

Banda Aceh – Bruum…bruum…bruum… terdengar suara mesin chainshaw (gergaji mesin) yang menggema di tengah belantara hutan, dari kejauhan tampak seorang lelaki berkumis tipis dengan setelan baju kerja yang sederhana dan raut muka tampak kelelahan, sedang menggergaji sebatang pohon ditengah teriknya matahari. Gambaran tersebut adalah salah satu cuplikan dari film 1880 MDPL yang menjadi salah satu dari 13 nominasi Film Pelajar Dokumenter Aceh (FFDPA) 2016 yang sedang dinilai oleh dewan juri. FFDPA sendiri merupakan suatu wadah apresiasi film bagi sutradara muda siswa SMA yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Aceh bekerjasama dengan Aceh Documentary.

Selain film 1880 MDPL yang berasal dari Aceh Tengah, juga terdapat 12 nominasi film lainnya dari seluruh Aceh, berikut ke-13 film nominasi FFDPA beserta sinopsisnya:

  1. Judul        :    1880 MDPL

Sutradara   :    Riyan Sigit Wiranto & Miko Saleh

Sekolah      :    SMA N 15 TAKENGON BINAAN NENGGERI ANTARA SEPULUH

Sinopsis      :    Merah Jernang adalah sebuah desa yang terletak di kec. Atu Lintang Kab. Aceh Tengah. Desa ini juga termasuk daerah Transmigrasi yang dibuka  pada tahun 1997, mereka sudah terlalu jenuh untuk memanfaatkan yang ada namun hasilnya tidak memuaskan maka mereka harus mencari sampingan untuk menutupi kebutuhan mereka sehingga memaksa mereka untuk membuka lahan baru dihutan.

 

  1. Judul      :       SEUMAPA

Sutradara  :       Nabil Abdilla & M. Dwiki  Reza

Sekolah    :       SMA Negri 1 Bireun

Sinopsis   :       Film yang menceritakan tentang sosok Angga, seorang pelajar SD yang saat ini meskipun di usianya yang masih belia tapi mau melestarikan adat budaya Aceh yaitu “seupama” yang dimana saat ini “seupama” tersebut sudah mulai jarang dilakukan oleh para masyarakat umumnya saat acara serah terima mempelai. Meskipun demikian, tapi Angga saat ini masih mempopulerkan adat budaya tersebut dengan caranya sendiri di usianya yang masih belia. Ia lebih memilih dalam kesehariannya untuk belajar “seupama” daripada kesibukannya bermain game, seperti layaknya kawan-kawan seumuran Angga.

 

  1. Judul      :       Group Bruek

Sutradara  :       Siti Nuraisa & Elly Zuhra

Sekolah    :       SMAN 1 Peulimbang

Sinopsis   :       Film ini mengangkat tentang permainan tradisonal yang akhir-akhir ini mulai ditinggal oleh generasi anak-anak kecil masa kini. Nadila masih berusaha untuk mempertahankan permainan tradisional yaitu “Group Bruek” (Enggrang Batok) dengan mengajak adiknya Alfariza untuk menghabiskan waktu kesehariannya untuk bermain permainan tradisional dihalaman rumahnya. Meski sebagian anak-anak lain menghabiskan waktunya dengan bermain Gadget elektronik.

 

  1. Judul      :       Rapai Puloet Geurimpheng

Sutradara  :       Ria Mulyani & Revanda Akbar

Sekolah    :       SMA Negri 2 Peusangan

Sinopsis   :       Film ini mengisahkan rangkaian aktivitas Syeh Ayi (pelatih sanggar) yang mendekasikan hidupnya pada kesenian daerah daerah tradisional. Totalitas hidupnya pada kesenian daerah begitu mendalam. Hampir seluruh hidup dan waktunya dia curahkan untuk melestarikan kesenian daerah yang hampir punah terhimpit oleh perubahan zaman. Hingga saat ini Syeh Ayi melalui sanggar Jeumpa Puteh dengan tekun dan sabar mewariskan ilmunya pada anak-anak di kabupaten Bireun. Tak pernah merisaukan langkahnya akan punya arti atau tidak tekadnya akan terus berjuang melestarikan kesenian daerah.

 

  1. Judul      :       Mimpi Seorang Siswa Pinggiran

Sutradara  :       Ira Sanjaya

Sekolah    :       SMA Negri Unggul Subulussalam

Sinopsis   :       seorang siswa yang tinggal di daerah terpencil yang mempunyai mimpi besar, sampai rela menumpang dirumah saudara dan berjalan kaki menuju sekolah tanpa mengenal letih. Setiap pulang sekolah ia selalu melakukan pekerjaan rumah di rumah saudaranya walau terkadang ia letih, ia tidak pernah mengeluh dan putus asa.

 

  1. Judul      :       Sejarah Kota Subulussalam

Sutradara  :       Sabar Jawaludiansyah

Sekolah    :       SMAN Unggul Subulussalam

Sinopsis   :       bercerita tentang sejarah kota Subulussalam yang berdiri 14 September 1962 yang dimana sering dipanggil Bandar baru yang berarti jalan keselamatan. Kota yang memiliki banyak objek wisata/ tempat bersejarah membuat kota ini menjadi kota yang banyak memiliki potensi. Wawancara juga dilakukan ke beberapa tokoh masyarakat umum yang tahu tentang susah/ senang dalam berdirinya kota kota subulussalam.

 

  1. Judul      :       Semangat Meraih Mimpi

Sutradara  :       Eryani Monalisa

Sekolah    :       SMAN Unggul Subulussalam

Sinopsis   :       seorang siswi yang bersekolah di SMAN Unggul Subulussalam yang tetap bersemangat bersekolah walau keadaannya tidak mendukung. Hal ini bertujuan untuk meraih cita-citanya dan membahagiakan kedua orangtuanya.

 

  1. Judul      :       Jangan Terobos Merahku

Sutradara  :       Denius

Sekolah    :       SMAN Unggul Subulussalam

Sinopsis   :       Bercerita tentang suatu kota, yaitu kota subulussalam. Yang dimana peraturan rambu lalu lintas jarang dipatuhi oleh masyarakat setempat sehingga terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Banyak para pengguna kendaraan yang menerobos lalu lintas membuat rambu lalu lintas terhiraukan dan terbengkalai. Jadi, wawancara dilakukan kepada para pengguna motor dan dinas perhubungan.

 

  1. Judul      :       Siswi Bermimpi Besar

Sutradara  :       Rukiah

Sekolah    :       SMAN Unggul Subulussalam

Sinopsis   :       Seorang siswa yang mempunyai mimpi besar yang ingin diwujudkannya. Merry Riana menjadi seorang yang selalu menjadi motivasi hidupnya, dan dia adalah seorang siswa asrama yang jauh dari orangtuanya demi menggapai cita-citanya menjadi seorang motivator.

 

  1. Judul      :       SMAN 1 Rundeng

Sutradara  :       Nova Hardianti & Asmaini

Sekolah    :       SMAN 1 Rundeng

Sinopsis   :       Cerita ini mengisahkan tentang hidup seorang anak yang ditinggalkan oleh kedua orangtuanya. Dia harus berjuang untuk melanjutkan hidupnya karena dia tidak punya siapa-siapa lagi dalam hidupnya, kecuali adik kecil yang diambil oleh orang tuanya semasa  mereka masih hidup, dan kini dia harus menggantikan peran orang tuanya dalam mengurus segala kebutuhan hidupnya dan kebutuhan adik kecilnya itu.

 

  1. Judul      :       Kupiah Riman

Sutradara  :       Lukmanul Hakim & Rifqi Athaullah

Sekolah    :       SMAN 1 SIGLI

Sinopsis   :       Desa dayah adan merupakan bagian dari Kabupaten Pidie. Terletak diantara Bereneun dan Kembang Tajung. Masyarakat Desa ini dikenal dengan keuletan jarinya, karena sejak zaman nenek moyang dahulu sudah ada warisan budaya yang di wariskan secara turun-temurun kepada generasi ke generasi,budaya tersebut ialah kupiah riman. Namun seiring berjalannya waktu kupiah riman sudah menjadi warisan budaya Nasional, akan tetapi semakin hari semakin pudar keberadaannya, masyarakat desa ini masih semangat dalam menjaga wasiat nenek moyangnya.

 

  1. Judul      :       Dodaidi Tak Lagi Terngiang

Sutradara :       Muhammad Mirza & Ahmalul Fauzan

Sekolah    :       SMAN 1 Indrapuri

Sinopsis   :       Syair dodaidi sebagai budaya yang memiliki nilai keislaman, kehidupan, dan perjuangan yang ditanamkan sejak dini. Ummiyah adalah seorang nenek yang masih tetap mempertahankan syair dodaidi kepada cucunya disaat orang lain telah mulai melupakan syair dodaidi. Mengapa orang-orang mulai melupakan budaya yang kaya akan pendidikan ini?

 

  1. Judul      :       Setitik Asa Dari Kita

Sutradara :       Rizkia Tarisa & Rizqa Amanda Mahrani Parisi

Sekolah    :       MAN MODEL BANDA ACEH

Sinopsis   :       Ada pasangan suami istri yang kini tinggal diBeurawe, tepat disebelah rumah sakit Zanoel Abidin. Mereka bernama Abdul Wahab dan Rajuan mereka mempunyai 6 orang anak 3 orang anak merekater deteksi  thalassemia. Yaitu pada anak ketiga ,keempat, dan kelima. Tetapi yang sangat parah kondisinya yaitu anak keempat, yaitu Suria Narni.Anak yang ketiga, yaitu Indah Yani sedang menjalani kuliah semester keempat walaupun sebelumnya sempat terhenti selamase tahun karena sang ibu tidak mengizinkannya, beliau bernasehat agar terus mencari bekal untuk akhirat karena indah mengalami thalassemia yang mana para penderita mempunyai umur hidupnya rata-rata sampai 30 tahun.

Proses penjurian yang di laksanakan pada jum’at, 7 Oktober 2016 dari pukul 14:30 WIB sampai dengan pukul 18:30 WIB dan bertempat di miniteater Aceh Documentary berlansung dengan alot. Dalam ruangan yang gelap dan hanya disinari oleh cahaya proyektor yang di pancarkan ke tembok ruangan sebagai layar pemutaran film, para dewan juri yang berjumlah 3 orang dengan cermat menonton dan mengamati tiap scene yang ditampilkan. Para dewan juri yang terdiri dari Fauzan Santa (Praktisi Dan Pengamat Film Dokumenter Aceh), Yarmen Dinamika (Wartawan Senior Aceh) dan Fairus M Nur Ibrahim S, Ag. MA (Akademisi Komunikasi Kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh), dalam jeda pemutaran film langsung memberikan penilaian di lembar nilai yang telah disediakan.

Hingga akhirnya tiba di sesi penjumlahan nilai, dan sebuah papan tulis putih yang bertuliskan nilai dari dewan juri dimasukkan kedalam ruangan oleh panitia. Dewan juri beserta panitia mulai melakukan penjumlahan nilai, hingga akhirnya keluarlah sebuah keputusan dewan juri untuk menjadikan film 1880 MDPL sebagai film denga nilai tertinggi dan otomatis menjadikannya sebagai “Film Terbaik”. Selanjutnya dewan juri akan memilih satu film lainnya sebagai “Film Rekomendasi Juri”, disinilah diskusi dan perdebatan antar dewan juri pun terjadi. Para dewan juri harus memilih film yang menurut dewan juri layak untuk direkomendasikan berdasarkan asal usul film, usaha dari sutradara, sumberdaya di daerah dan ketersediaaan alat didaerah asal film. Sehingga dewan juri menyepakati untuk memberikan rekomendasi kepada film Siswi Bermimpi Besar yang berasal dari Subulussalam, sebagai “Film Rekomendasi Juri”.

Selamat kepada “1880 MDPL”(Film Terbaik) dan “Siswi Bermimpi Besar”(Film Rekomendasi Juri), kepada pemenang untuk lokasi dan jadwal pembagian hadiah akan dihubungi lansung oleh panitia. Dan kepada peserta yang belum lolos tetap semangat dan terus berkarya. Salam Dokumenter.