Biografi singkat dari para Dewan Juri pada tahap “Present Forum” Aceh Documentary Competition 2014
1. Abduh Aziz (Produser dan Sutradara)
Setelah menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra Indonesia (FSUI), Jakarta, malah lebih banyak aktif sebagai praktisi film. Sebagai produser , sutradara dan penulis naskah di beberapa film cerita dan dokumenter. Producer/Writer dalam “The Rainmaker”( Impian Kemarau, 2004), Production Supervisor dalam omnibus dokumenter, “Pertaruhan” (At Stake, 2008) dan “Working Girls”2009, Producer & Director, “Tjidurian 19,” 2009. Producer & Director, “Atas Nama…” 2010 dan Producer, “K vs K (Kita Versus Korupsi), 2011 dan “Sebelum Pagi Terulang Kembali,” 2014.
Ia juga banyak memfasilitasi lokakarya pembuatan film dokumenter, terutama untuk kalangan pelajar, mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat, televisi, dan masyarakat umum. Sempat menjabat Direktur Program, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) masa bakti 2006-2009 dan Sekretaris Dewan Kesenian Jakarta (2009-2012). Terakhir tercatat sebagai Ketua Pelaksana Festival Film Indonesia 2011 dan Ketua Pengurus Koalisi Seni Indonesia (2012-2015).
2. Fauzan Santa (Praktisi Senior Film Aceh)
Lahir di Banda Aceh pada 1975 dan tamatan pada jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Menjadi anggota Jamaah Sinema Mahasiswa IAIN Jogja dan Redaktur Majalah Freedom Banda Aceh, dan sekarang bekerja di Sekolah Menulis Dokarim Banda Aceh. Menjadi sutradara dokumenter Pena-Pena Patah (2001), Co-Sutradara dokumenter Abrakadabra (2003), Periset dokumenter Anak Negeri Matahari (2005), Sutradara dokumenter Suaktimah (2006) serta mengikuti Documentary Masterclass pada Festival Film Dokumenter Jogjakarta (2008). Menulis skrip dokumenter Tarian Penabuh Tubuh (2003), Api Membakar Kupi-Kupi (2004 dan Film Pendek Hana Gata Hana Saka (2004)
3. Gading Hamonangan (Pengamat Sosial dan Budaya)
Pria yang lahir di Langsa, tanggal 1 Desember 1971 ini pernah, menjabat Direktur Eksekutif Caniva Programme 2009, dan memproduseri album Teuku Umar tahun 2010, serta saat ini menjadi Pemred media online sportasik.com. Selain itu kini ia juga dipercaya menjadi penasehat Gabungan Musisi Aceh, dan menjadi Direktur Eksekutif Centra Politika.
4. Daspriani Y Zamzami (Praktisi Media)
Wartawati yang aktif di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Aceh ini, juga menjadi kontributor di media televisi Indosiar dan media online kompas.com. Ia juga pernah menjadi Finalis Mochtar Lubis Award 2008, dan telah menghasilkan karya film dokumenter Linimassa 3 (produksi Watchdoc-ICTWatch).
5. Jamaluddin Phonna (Sutradara dan Produser Aceh Documentary)
Pemuda Aceh ini sekarang sedang menempuh studi Ilmu Komunikasi di Univ. Muhammadiyah Malang. Pada tahun 2011 ia berhasil menjadi pemenang pada kompetisi film dokumenter Eagle Awards di Metro tv, dengan filmnya yang berjudul “Garamku Tak Asin Lagi”, bersama rekannya Azhari. Setelah itu ia juga telah memproduksi beberapa program dokumenter untuk Metro Tv.
Sejak 2011 mendirikan komunitas film di Banda Aceh yang sampai saat ini masih aktif yakni Komunitas Audio Visual Aneuk Nanggroe (KAVAN).
Saat ini ia menjabat Produser di Aceh Documentary, dan aktif dalam kegiatan film Independen di Kota Malang, dan Aceh terutama yang terkait dengan produksi, workshop, apresiasi dan eksebisi film-film dokumenter dan aktif dalam jaringan Film Independen Indonesia.