Banda Aceh | Setelah mengelar bioskop pada awal september lalu, Aceh Documentary kembali mengelar malam penganugerahan (Award Night) untuk 10 sutradara dari 5 film terbaik. Film yang menyampaikan pesan kekuatan kelompok dan individu di Aceh berbasis kearifan lokal.
Malam penganugerahan dimaksudkan untuk apresiasi kami pada sutradara, sponsor dan para pihak yang telah membantu ADC 2013.
Ada 3 Katagori penganugerahan; Film Terbaik diperoleh dengan judul film “Perempuan Kopi”, sutradara; Iwan Bahagia SP dan Edi Santosa asal Aceh Tengah, Favorit Penonton dan film rekomendasi juri, “Mableuen” , sutradara; Samsul Qamar dan Faisal Ilyas asal Aceh Besar. Selain itu ADC juga memberi penghargaan kepada Liza Aulia sebagai penyair dan aktris terbaik versi ADC.
Acara yang dilaksanakan pada Senin Malam (30/9) di Aula Balai Kota Banda Aceh, turut hadir Assisten II Pemerintah Kota Banda Aceh, Para seniman Aceh, para sponsor dan tamu khusus Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Khusus. Acara dimeriahkan penampilan Amoba Band, dan Liza Aulia
Lima Film Dokumenter dan 10 Sutradara terbaik :
- Mableun” karya Samsul Kamal dan Faisal:
Mengangkat peran seorang nenek yang membantu masyarakat dalam proses persalinan ditengah ketidakhadiran Bidan Puskesmas di Pulo Aceh, Aceh Besar. - “Pakaianku Tinggal Kenangan” karya Maria Ulva dan M.Rizki, dari kabupaten Pidie
Mengangkat seorang pemuda yang selalu menggunakan pakaian Aceh dalam kehidupan sehari-hari, walaupun kadang-kadang di anggap seperti orang gila. - “Khabar Baik di Dhapu Adee” karya Nuzul Fajri dan Rifqi Saputra:
Cerita dibalik kesuksesan kue Adee menjadi Ikon khas Pidie jaya, banyak anak-anak mereka yang sudah menjadi orang-orang sukses dengan tampa memonopoli sesama mereka. - “Meretas Asa di Kaki Gunong Goh” karya Novianti Maulida Rahma dan Rizki Fajar:
Kisah perjuangan sekelompok masyarakat di desa Salah Sirong Kabupaten Bireuen, yang bertahan hidup dari serangan gajah dengan mengajarkan kepada anak-anak mereka melalui pendidikan Paud yang dibangun dengan swadaya masyarakat. - “Perempuan Kopi” karya Iwan Bahagia dan Edi Santosa;
Kisah perjuangan perempuan-perempuan penyortir kopi ditengah mendunianya kopi Aceh, yang bekerja sebagai buruh kasar dengan upah dibawah UMR dan tampa jaminan kesehatan dan lain-lain, kisah ini diangkat didataran tinggi Aceh tengah.
Panitia | Azhari | 0813 3464 4434