FILM FIKSI PENDEK
- Ismail Basbeth
Sempat mengenyam pendidikan musik tradisional di Bandung sebelum akhirnya pindah dan menyelesaikan studinya di Jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mulai aktif di dunia film saat terlibat di Jogja-Netpac Asian Film Festival 2006. Kemudian tahun 2008 membuat film pendeknya yang pertama Hide and Sleep. Setelah itu mendirikan independent production company Hide Project Indonesia dan membuat beberapa project film alternatif. Tahun 2012 berhasil terseleksi untuk berpartisipasi dalam Berlinale Talent Campus dan Berlin International Film Festival dan juga Asian Film Academy di Busan International Film Festival. Film pendeknya, Shelter, diputar di Busan dan juga Rotterdam Film Festival. Film panjang pertamanya adalah Another Trip To The Moon yang masuk dalam kompetisi Tiger Award Internasional Film Festival Rotterdam 2015 di Belanda, dan film panjang keduanya “Mencari Hilal” baru saja tayang di seluruh bioskop tanah air dan menjadi salah satu nominasi Film terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2015.
- Taufan Agustiyan Prakoso
Saat ini beliau sedang aktif dalam kegiatan film Independen di kota Malang, terutama yang terkait dengan Produksi, apresiasi dan eksebisi film-film pendek dan aktif dalam jaringan Film Independen Indonesia. Sejak 2004 mendirikan satu komunitas film Pendek yang sampai saat ini masih aktif yakni Makmoer Sedjahtera Community. Dan aktif membina kegiatan film pendek di Malang dalam kelompok distribusi Lensa Mata (Lentera Sinema Mandiri Malang Kota) dan masih aktif sebagai salah anggota Badan Pengurus Harian (BPH) Film di Dewan Kesenian Malang. Serta juga sering terlibat sebagai DOP dan Supervisi di produksi film Eagle Awards Metro Tv.
Karya terakhirnya adalah Film Pendek berjudul “Darah Biru Arema” yang sudah diputarkan di beberapa provinsi di Indonesia dan beberapa negara luar negeri.
- Tuanku Alwin Al-Absyar
Ia adalah seorang sutradara dan aktor lulusan pendidikan seni drama & film, dan sebagai crew di JBF Film pimpinan Tommi Usmar Ismail, Roxi Mas Jakarta. Dan pernah menjadi astrada dalam “Rahasia Hati” produksi Indika Entertaiment, Jakarta. Co. Sutradara Film Televisi (FTV) “Kembang Kehidupan, Genderuwo, dll produksi Prima Entertaiment sutradara Bamabang Bs, Jakarta. Pada tahun 2011 pernah menjadi pemain pendukung di sinetron Indahnya Perdamaian, sutradara Alfriadi (13 episode) produksi TVRI Jakarta.
Kini beliau menetap di Aceh, dan sibuk dengan berbagai produksi film dan iklan di Aceh.
FILM DOKUMENTER PENDEK
- Leila Goldstein
Leila Goldstein adalah penerima Oberlin Shansi Fellowship dan seorang profesor di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dia belajar teater dan film, fokus pada dokumenter di Oberlin College. Pada 2013, dia dan 3 sineas lainnya membuat film dokumenter pendek “Rubber Capital” yang bercerita tentang prostitusi di Akron, Ohio. Dia juga membuat dokumenter pada 2014 “Hear Say” tentang gen kanker payudara. Dia diberikan penghargaan atas tesisnya yang menelusuri tentang sejarah teater di Amerika Serikat.
- Tedika Puri Amanda
Tedika Puri Amanda ialah salah satu sineas dokumenter yang pernah mengenyam pendidikan film di Eagle Awards Documentary pada tahun 2007. Pria kelahiran Bojonegoro, 14 Juni 1985 ini pernah menjadi seorang director di produksi film dokumenter yang berjudul “Temani Aku Bunda”. Alumni Universitas Muhammadiyah Malang juga sempat meraih penghargaan Film Terbaik Juri Communal Tembi / Festival Film Dokumenter pada tahun 2009. Meskipun beliau seorang sineas dokumenter, namun beliau juga aktif dalam beberapa produksi Iklan. Salah satunya, Iklan Suara Pembeharu bersama Media Grup. Saat ini beliau adalah seorang Head Development Program dan Busnis di Yayasan Eagle Institute.
- DR. Abdul Rani Usman M.Si
Lahir di Ulee Ateueng, Simpang Ulim, Aceh Timur. Doktor dari Universitas Padjadjaran Bandung (UNPAD) ini menulis beberapa buku bertema sejarah dan komunikasi budaya. “Sejarah Peradaban Aceh” (Obor, 2003) dan “Etnis China Perantauan Di Aceh” (Obor, 2009) adalah dua buku penting hasil risetnya. Kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi di UIN Arraniry Banda Aceh.
FILM KURATOR
- Fauzan Santa
Lahir di Banda Aceh pada 1975 dan tamatan pada jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Menjadi anggota Jamaah Sinema Mahasiswa IAIN Jogja dan Redaktur Majalah Freedom Banda Aceh, dan sekarang bekerja di Sekolah Menulis Dokarim Banda Aceh. Menjadi sutradara dokumenter Pena-Pena Patah (2001), Co-Sutradara dokumenter Abrakadabra (2003), Periset dokumenter Anak Negeri Matahari (2005), Sutradara dokumenter Suaktimah (2006) serta mengikuti Documentary Masterclass pada Festival Film Dokumenter Jogjakarta (2008). Menulis skrip dokumenter Tarian Penabuh Tubuh (2003), Api Membakar Kupi-Kupi (2004 dan Film Pendek Hana Gata Hana Saka (2004).