Biasa Tapi Luar Biasa Menjadikan Sebuah Renungan Bagi Kita

AAC Ampon Chiek Peusangan, Minggu (23/8) Film dokumenter ‘Biasa Tapi Luar Biasa’ karya dua sineas muda asal Bireuen, Rahmat Setiawan dan Agussalim, yang diputar di Kampus Ampon Chiek Peusangan Umuslim mendapatkan antusias yang luar biasa dari masyarakat Bireuen.

Film dokumenter ini juga merupakan finalis Aceh Documentary Competition (ADC) 2015. Isinya menceritakan tentang sosok M Jamil, tokoh penyandang disabilitas  yang sukses membangun usaha hingga membuka lapangan kerja dua karyawan dan menyekolahkan putrinya ke perguruan tingi.

Namun konflik menimpa dirinya ketika menerima surat gusuran dari Pemkab Bireuen melalui Kantor Camat Peusangan  karena tanah yang selama ini dia sewa merupakan milik Pemkab Bireuen dan rencananya akan dibangun taman digital.

Berbagai upaya untuk mencari solusi sudah dilakukan M. Jamil dengan membawa semua surat dan dokumen restribusi yang di milikinya. Namun sampai akhir film ini dia tidak menemukan solusi dan akhirnya dua karyawannya diberhentikan dan putrinya memilih berhenti kuliah untuk mengadu nasib menjadi TKW di negeri jiran.

Film ini memberikan renungan kepada penonton bahwa seorang penyandang disabilitas dapat berbuat buat keluarga dan memberikan peluang kerja bagi orang lain. Bagaimana dengan kita yang diberikan Allah tidak memiliki satupun kekurangan.

Rahmat dan kawan-kawan melalui film ini mencoba menggugah hati nurani ‘penguasa’ agar paling kurang memberikan solusi bukan hanya sekedar menjalankan peraturan, bukankah negeri ini negeri yang bermartabat. Apalagi sosok yang terkena gusuran ini adalah memang perlu menjadi bahan pertimbangan.

Di dalam film ini menggambarkan bahwa sosok Jamil memenuhi persyaratan dalam membuka usaha beserta retribusinya, kalaulah daerah ini merupakan daerah terlarang dari awal-awal ada kordinasi terkait sehingga tidak memberikan izin.

Coba dengar rintihan Jamil; “Tukang yang membangun toko saya saja belum dapat dilunasi, apalagi hutang bahan di toko bangunan,” ini memberikan gambaran bahwa ke depannya bertambah jelaslah betapa sulitnya sosok Jamil mencari solusi dalam kesendiriannya.

Pada kesempatan ini diputar film dokumenter dari nominator lain yaitu; “Harga Untuk Relawan”, “Benteng Adat Laut”, “Corridor”, dan “Siner Jaya”.

Acara yang diakhiri dengan pengundian ‘door prize’ yang disponsori oleh ‘Obama Market’, benar-benar memberikan suasana bertambah meriah. (al)

http://umuslim.ac.id/index.php/kerja-sama/387-biasa-tapi-luar-biasa-menjadikan-sebuah-renungan-bagi-kita