Banda Aceh | Aceh Documentary mengumunkan 10 ide cerita terbaik dari ide yang masuk ke panitia, dan mereka berhak untuk mengikuti Present Forum (1/6) di Banda Aceh untuk presentasi mendalam ide cerita.
Diskusi yang dilakukan Kamis malam (22/5) di sekretariat ADC dipandu oleh Dewan Juri independepen, yaitu :
• Fauzan Santa (Praktisi Film Senior)
• Daspriani Y. Zamzami (Praktisi Media)
• Gading Hamonangan (Pengamat Sosial dan Budaya)
• Syekh Gazhali LKB (Produser)
Berikut 10 judul dan nama calon sutradara:
- Dalae’ (Dalail)
Arziqi Mahlil &Munzir dari Banda Aceh - Dedesen
Rahmi Ridzqi & Nova Sanjaya dari Aceh Tengah - Durian Bantu Pembangunan Mesjidku
Yan Ferzal & Khatidjah dari Aceh Selatan - Jingki Penumbuk Beras
Ratna Wulan & Hajijah dari Aceh Timur - Menari Di Kejauhan
Mimi Saputra & Debi Friado dari Aceh Barat - Pelangi Di Tepian Samudra
Muklas Syah Walal & Fuad Rizqi dari Aceh Singkil - Penyair (Penghikayat Boleh Mati, Tapi Seni Hikayat Tak Bileh Mati) Teater Tutur
Zulfan & Fitri Ramadhani dari Banda Aceh - Pancak Silat
Mifta Yuslu Khalbi & Nadya Susera dari Sigli - Teungku Rangkang
Muhajir & Muhammad Akbar Rafsanjani dari Sigli - Tepukan Duka Didong
Junaifi & Sempurna dari Aceh Tengah
Program ADC 2014 didukung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banda Aceh, mengusung tema “Soul of Culture” dimaksudkan untuk membantu pendokumentasian nilai-nilai Budaya yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang diharapkan dapat menjadi inspirasi masyarakat Aceh dan Indonesia umumnya, selain memunculkan sineas–sineas Muda Aceh.