Reference

Aceh merupakan daerah yang amat kaya dan makmur pada masa kejayaannya, Sejarah perjuangan yang memperlihatkan keberanian dan kegigihan orang Aceh melawan penjajah Portugis, dan kemudian berhadapan dengan Belanda, telah membawa Aceh lebih terkenal dari daerah lain mana pun di Indonesia.

Namun konflik yang berkepanjangan lebih dari 30 tahun dan disusul dengan Gelombang Tsunami yang menelan korban lebih 200 ribu jiwa. Telah menghancurkan infrastruktur, pendidikan, ekonomi,lingkungan dan sosial budaya serta politik.

Seperti yang diketahui, semua itu tidak akan mudah untuk kembali seperti masa–masa sebelum terjadi konflik dan bencana tsunami, tapi banyak masyarakat baik secara kelompok maupun Individu tetap semangat dalam melakukan hal–hal kreatif, inovatif serta aktif dalam membantu mewujudkan Aceh yang lebih baik.

Aceh memang sejak dulu akrab dengan suasana konflik dan belakangan terjadi kerawanan bencana alam. Itu tidak membuat masyarakat Aceh kehilangan ruh dan semangat kegigihan dalam menata kembali akibat kehancuran konflik dan tsunami.

The Power of Aceh didefinisikan suatu kemampuan yang penting dan sangat diperlukan untuk meningkatkan semangat dalam mengatasi beban selama menjalani kehidupan berbangsa dan beragama. Dengan berfungsinya kemampuan suatu masyarakat, sehingga membuat kelompok serta individu dapat bertahan dari segi materi, ekonomi, sosial budaya, serta lingkungan.

Masyarakat Aceh merupakan sebuah entitas etnis dan wilayah tertentu sangat berbeda dengan etnis atau wilayah lainnya di Indonesia. Masyarakat Aceh adalah masyarakat yang pluralistis dan terbuka. Masyarakat Aceh, seperti juga masyarakat mana pun, mempunyai kebanggaan akan masa lalu dan sejarah tradisi mereka. Kebanggaan kolektif inilah yang secara psikologis menjadi perekat sebuah masyarakat.

Kekuatan Aceh merupakan kekuatan yang lahir dari dalam diri masyarakat Aceh. kekuatan ini bisa bermacam-macam bentuk dan bidang. Pendidikan Aceh, pasca Tsunami banyak mendapatkan sorotan dunia Internasional dan pemerintah Aceh dengan pusat menetapkan 30 % untuk anggaran pendidikan Aceh, sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang pemerintahan Aceh, namun dibalik kepuasan materil, sampai hari ini belum bisa memberikan pendidikan yang layak diseluruh pelosok Aceh. Seperti keterbatasan tenaga mengajar, akses serta pemerataan kurikulum pendidikan yang merata.

Disisi lain, sejak perginya NGO-Asing dari Aceh, membuat masyarakat menjadi ketergantungan, hilanganya kreatifitas, dan meninggalkan begitu banyak kesenjangan sosial, budaya, mulai dari hilangnya rasa gotong royong, serta memudarnya nilai-nilai kekompakan serta kebersamaan dalam kehidupan masyarakat Aceh.
Keadaan lingkungan hutan di Aceh semakin hari semakin buruk oleh berbagai kegiatan seperti penebangan liar dan perusakan lain yang telah mengakibatkan bencana banjir bandang dan longsor.
Meskipun situasi tersebut sangat sulit dihindari, namun kita semua harus tetap bersemangat untuk menyuarakan melalui pendampingan dan pemberian solusi untuk mengatasi dan menjaga lingkungan demi kebaikan hubungan kita dengan Lingkungan.

Namun dibalik itu semua, masih ada individu atau kelompok masyarakat yang memiliki semangat dan kekuatan yang ada disetiap pelosok tanah Rencong, sedang berbagi serta berbuat tampa mengeluh, menghujat siapapun, ditengah kondisi masyarakat yang pesimis.

Untuk mengubah sebuah keadaan menuju lebih baik dibutuhkan Kekuatan masyarakat atau Individu, bisa berbentuk tanggung jawab untuk mengambil, memilih dan melaksanakan tugas-tugas yang diperlukan (sumber solusi) bagi perubahan.

Memang, manusia lahir sebagai akibat dari kreativitas Tuhan. Namun kita pun diberi tugas untuk mengubah keadaan kita golongan yang awalnya “ hanya ” sebagai akibat, menjadi sebab” menuju kekuatan Aceh.
Melalui Tema THE POWER OF ACEH penyelenggaraan Aceh Documentary Competition (ADC) dengan menjadikan isu kekuatan pada lima pilar (pendidikan, sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan) sebagai trigger, diharapkan lahir gagasan-gagasan proposal film dokumenter yang berorientasi pada :

  1. Potret Individu/sekelompok orang yang concern mendedikasikan dirinya memajukan masyarakatnya yang lebih baik di tinjau dari semua aspek
  2. Praktisi/Ilmuwan/masyarakat biasa yang melakukan penelitian guna menemukan cara-cara baru dalam menyelesaikan persoalan masyarakat
  3. Aktifis/LSM/Perorangan yang menciptakan masyarakat tangguh, mandiri dan bebas dari ketergantungan pihak lain.
  4. Tokoh Masyarakat/Tokoh adat yang bekerja keras dan bersinergi dengan masyarakatnya sehingga mampu menemukan cara-cara untuk bertahan hidup, rukun dan berdamai dengan lingkungan

BATAS WAKTU PENDAFTARAN
Pendaftaran dibuka dari tanggal 16 Maret 2012. Proposal paling lambat diterima oleh panitia pada tanggal 30 April 2012 pukul 18.00 WIB.

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi :
Azhari / Jamaluddin Phonna
ADC Program Coordinator
Tel: 081334644434/ 085260236001
Office: Jalan Teuku Umar No.266A Setui Banda Aceh
E-mail: acehdocumentary@yahoo.com

Leave a Reply